Kamis, 03 Februari 2011

4.6 Angkutan Barang

Sistem transportasi dan distribusi barang yang berfungsi dengan baik dan optimal merupakan kondisi yang penting sebagai permulaan untuk mendapatkan perkemangan ekonomi kota yang berkelanjutan. Ketersediaan pasokan moda sangat penting bagi semua perusahaan, dan biaya untuk penyediaan moda tersebut sangat mempengaruhi efisiensi keseluruhan perekonomian perkotaan.

Bagaimanapun juga kondisi transportasi kota-kota di Indonesia dihadapkan pada beberapa hambatan, seperti kepadatan penduduk yang tinggi, pertumbuhan penduduk yang tinggi, infrastruktur yang kurang memadai, struktur industri penyediaan yang terpisah, tingkat keberagaman moda transportasi perkotaan yang tinggi, dan sektor informal yang luas.

Selain itu, struktur angkutan barang dan moda transportasi, sangat berbeda diantara kota-kota di Indonesia, sebagaimana berbeda pula dengan masalah transportasi yang mereka miliki. Kota-kota industri seperti Jakarta dan Surabayam memiliki demand perjalanan keluaran barang yang berjumlah lebih besar jika dibandingkan dengan dibandingkan dengan kota-kota pertambangan seperti Balikpapan dan kota Palembang atau kota-kota pertanian seperti solo dan Yogyakarta.


Prioritas 1. Rantai Logistik yang berdaya guna dan efisien

Tantangannya adalah bagaimana menyusun suatu rantai logistic yang sangat efisien untu pengengkutan ke dalam atau ke luar dari pusat-pusat kota, sambil meminimalisisr dampak negative terhadap lingkungan yang akan timbul, seperti polusi udara, polusi suara, dan kemacetan lalu lintas.

Namun, secara umum dapat dikatakan bahwa strategi ini merupakan salah satu kunci untuk mengoptimalkan daya saing ekonomi sistem rantai logistik antar kota, dan untuk mengamankan pasokan kebutuhan dasar seperti makanan dan hasil pertanian di setiap kota. Namun memang tantangan yang paling besar adalah bagaimana menyusun rantai logistic yang efisien dalam pengangkutan barang kedalam dan keluar pusat kota, sambil tetap meminimalisir dampak negatif yang akan dihasilkan seperti polusi udara dan polusi suara, serta kemacetan lalu lintas.

Ini merupakan strategi penting yang dapat meningkatkan efisiensi dari rantai logistic. Hal ini akan memaksimalisasikan efisiensi rantai logistic jika pengangkutan barang dikonsolidasikan. Sehingga dapat meningkatkan “load factor” barang sehingga kapasitas barang yang diantar semakin besar dan frekuensi pengangkutan. Sebagai dampaknya lalu lintas pengantaran akan diminimalkan , serta dampak negative pada lingkungan perkotaan serta kemacetan akan dapat diminimalisir.


Prioritas 2 – Pusat Transportasi Angkutan Barang

Pengalokasian Pusat Transportasi angkutan barang tidak harus selalu di pusat kota sebagai bangkitan dari perjalanan angkutan barang, namun lebih baik jika dilokasikan di area-area sub urban yang mempunyai akses yang mudah dalam pengengkutan barangnya serta akses dalam perpindahan moda ke moda lainnya, seperti dekat dengan pelabuhan, bandara, terminal.

Prioritas 3 - Moda yang Terintegrasi

Untuk transportasi pengangkutan barang produk industri, memungkinkan akan terciptanya infrasutruktur transportasi barang yang berbasis rel, yang mana saling transportasinya terhubung satu sama lain, sehingga tercipta suatu jalur transport yang mudah antara satu titik pusat pengantaran barang, ke titik pusat pengantaran barang berikutnya, misalnya, antar area industri dan pelabuhan.

Untuk distribusi pengangkutan barang di dalam kota, umumnya antara pusat produksi barang dengan pengecer, konsolidasi dalam hal pengiriman barangnya dilakukan oleh jasa pengiriman barang pihak ketiga, dikarenakan distribusi barang ke pengecer biasanya mempunyai kapasitas volume barang yang lebih sedikit sehingga tidak perlu diangkut dengan kendaraan berkapasitas besar.

Prioritas 4 – Pembatasan Pengoperasian Truk Besar

Pengopersian truk besar di daerah perkotaan hanya diperbolehkan sejauh berapa besar dampak yang data ditahan terhadap erubahan struktur atau sistem perkotaan. Namun karena adanya pengurangan jumlah kendaraan pengiriman yang lebih kecill, yang mana berpengaruh terhadap pengurangan kemacetan dan dampak transportasi pada lingkungan, secara tidak langsung membutuhkan pengiriman yang lebih besar yang mana mereka menggunakn truk sebagai angkutan pengiriman tersebut.

Prioritas 5 – Peran Kendaraan Tidak Bermotor dalam Pengiriman Barang

Untuk pengiriman barang di dalam area perumahan, dapat dilakukan dengan menggunakan kendaraan tidak bermotor, seperti gerobak ataupun jalan kaki, yang mana bentuk distribusi pengiriman barang seperti ini merupakan bentuk pengiriman barang tradisional di Indonesia.

Penggunaan kendaraan tidak bermotor sebagai angkutan distribusi barang (seperti, sayuran dan daging) dari “Pasar Induk” ke puramahan-perumahan merupakan bentuk distribusi yang umum di kota-kota di Indonesia, yang mana distribusi barang dilakukan oleh gerobak dorong.

Prioritas 6 – Sistem komunikasi

Pemerintah sebaiknya mendorong dan menganjurkan kepada pihak swasta untuk menggunakan sistem komunikasi elektrik yang terintegrasi satu sama lain, antara pihak pusat distribusi barang dengan operator angkutan, yang mana akan membuat sistem operasional menjadi lebih jelas, efektif, dan efisien.

Priority 7- Multi Axle

Jenis truk bergandar banyak digunakan untuk mendapatkan efisiensi yang lebih dalam pergerakan distribusi pengangkutan barang, dan juga untuk meminimalisir kerusakan jalan serta untuk menghemat pembayaran tol.

Dibawah ini merupakan karakteristik operasi pengangkutan barang di perkotaan secara berkelanjutan, yang ditinjau dari berbagai sudut pandang yang berbeda, yang mana bertujuan untuk meningkatkan kapasitas kiriman barang, meningkatkan jumlah barang yang akan dikirim untuk setiap pengirimannya, serta meningkatkan tingkat utilitas/kegunaan pada kendaraan.

1. Perencanaan ruang, kebijakan dalam sistem pengeceran, lisensi bisnis
a. Sistem pengeceran di dalam kota tetap utuh, semua penduduk kota masih dapat memenuhi kebutuhan grosir dan kebutuhan rumah tangga nya dengan mudah seperti berjalan kaki, karena jarak antar pusat produksi atau grosir yang relative dekat
b. Pusat perbelanjaan dan mal-mal hanya berada pada daerah dimana prasarana lalu lintas sekitarnya dapat memudahkan akomodasi distribusi pengiriman barang
c. Ketika merencanakan untuk membangun suatu bangunan baru, hars dipastikan bahwa pengembang harus mempersiapkan rencana sistem lalu lintas pengiriman barang yang baik tanpa mengganggu sistem lalu lintas yang sudah ada.


2. Perencanaan infrastruktur transportasi barang
a. Jalur transportasi melingkar atau jalan bypass disediakan untuk memudahkan akomodasi pengiriman barang. Terutama untuk distribusi barang dengan menggunakan truk-truk besar yang mana harus diupayakan untuk tidak melewati jalur jalan kota dalam melakukan pengangakutan barangnya.
b. Adanya perpanjangan atau penyediaan jalur kereta api baru untuk mempermudah dan mengefektifkan akses pengiriman barang, seperti akses ke pelabuhan.
c. Bagian pusat kota tetap bebas dari jalur/ area pengiriman barang
d. Infrastuktur jalan kota dapat mengakomodasi arus lalu lintas barang yang diperlukan, yang mana kemacetan diusahakan hanya terjado pada jam puncak saja.

3. Kebijakan nasional mengenai jenis kendaraan, registrasi kendaraan, dan perpajakan.
a. Rel kereta api, dan jenis transportasi air merupakan jenis kendaraan yang baik untuk pengiriman barang
b. Standar emisi kendaraan tetap ditegakkan dan diwajibkan. Hal ini dilakukan melalui pemberlakuan sistem pemerikasaan kendaraan dalam hal emisi yang dikeluarkan
c. Biaya operasional kendaraan yang terstruktur dan terukur, sehingga dapat diketahui ketika terdapat operasi distribusi kendaraaan yang tidak efisien dan tidak layak


4. Manajemen lalu lintas komunitas angkutan barang
a. Untuk pusat-pusat kota, pembatasan akses kendaraan distribusi barang perlu diketatkan yang mana disesuaikan dengan standar teknis dan standar lingkungan yang ditetapkan
b. Dalam area pejalan kaki dengan akses yang mudah untuk manjangkau titik bangkitan permintaan, yang mana kualitas dari pavement jalur pejalan kaki memungkinkan kendaraan tidak bermotor seperti gerobak untuk beroperasi dalam pengantaran barang.
c. Dalam usaha untuk menghindari kemacetan di siang hari, daerah-daerah tertentu membuka pengiriman barang untuk malam hari.
d. Berbagai jenis kendaraan bermotor dan tidak bermotor sebisa mungkin dipisahkan dalam jalurnya, sehingga keefektifan dan utilitas penggunaan jalur lebih efisien, seprti : angkutan barang, angkutan umum, kendaraan pribadi, lalu lintas sepeda, pejalan kaki, dan lain-lain.


5. Pengaturan sistem distribusi logistik akhir “last mile”
a. Di daerah perkotaan, distribusi pengangkutan barang dengan menggunakan truk hanya boleh beroperasi ketika volume barang yang dikirim di dalam truk lebih dari 60% kapasitas truk. Pengiriman barang setelahnya dapat dikonsolidasikan di lokasi yang lebih tepat sehingga membentuk suatu alur beban perjalanan yang teratur dan terstruktur, serta tepat waktu.
b. Selalu terdapat pusat konsolidasi pengiriman barang di setiap daerah di lokasi yang strategis, dan berakses mudah, hal ini akan memudahkan pengambilan barang ketika upaya pengiriman barang yang dilakukan oleh distributor gagal akibat dari penerima tidak berada di tempat selama jam kerja.
c. Tingkat efisiensi pengiriman barang yang tinggi dapat dicapai dalam distribusi transportasi angkutan barangnya, yaitu faktor kapasitas pengiriman yang tinggi dan frekuensi distribusi yang padat.

Untuk mewujudkan rencana strategi di atas, kebijakan nasional yang koheren sangat diperlukan. Suatu kebijakan nasional mengenai transportasi barang harus dapat membahas dan menangani masalah-masalah pengiriman dan ukuran kendaraan yang diperlukan, pembahasan mengenai kendaraan berstandar lingkungan (contoh, standar emisi), pembatasan distribusi, standar keselamatan dan pemeriksaan kendaraan.

Pada saat yang sama, kebijakan nasional juga harus menganjurkan pemerintah daerah untuk memberlakukan pembatasan akses di daerah mereka sendiri, membuat skema manajemen lalu lintas, pemberlakukan lisensi izin operasi kendaraan local (Seperti lisensi untuk distribusi angkutan barang), pengaturan pajak daerah yang sesuai dengan kondisi daerah masing-masing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar