Senin, 31 Januari 2011

6.3.3 Perbaikan yang Disarankan

Kebijakan

• Melakukan rencana yang difokuskan dan dikaitkan secara langsung kepada keselamatan pengguna jalan. Apabila keselamatan aktif (active safety) untuk mencegah terjadinya kecelakaan belum dapat diwujudkan, maka paling tidak program-program keselamatan transportasi jalan harus dapat menciptakan keselamatan yang bersifat pasif (passive safety) untuk mereduksi dampak kecelakaan yang terjadi.
• Mengurangi angka kecelakaan merupakan salah satu langkah menuju tercapainya tujuan ini. Namun hal ini sering kali bukanlah satu-satunya jalan. Kegagalan manusia merupakan sistem utama penyebab kecelakaan. Oleh karena itu diperlukan langkah-langkah pembinaan terhadap para pengguna jalan.
• Identifikasi terhadap standar keselamatan bagi tiap komponen sistem perlu dilakukan untuk menjamin ystem aman secara keseluruhan. Tidak menjadi manfaat jika sebuah komponen memiliki standar keselamatan yang sangat tinggi, sementara komponen lainnya mengalami kegagalan.
• Melakukan analisisi capaian dari indikator yang dicanangkan, dan diperkuat dengan kegiatan monitoring secara berkala dan dievaluasi pada akhir periode analisis.


Strategi

Program keselamatan transportasi jalan dilakukan dalam jangka pendek, jangka menegah, maupun jangka panjang. Program jangka pendek biasanya bersifat kuratif, misalnya bagaimana cara penanganan korban kecelakaan (emergency services), lebih cepat ditangani, atau lebih cepat bisa sampai di rumah sakit. Program jangka menengah lebih menekankan pada bagaimana pencegahan luka (passive safety) Sedangkan untuk program jangka panjang lebih bersifat preventif, yaitu bagaimana kecelakaan dapat dicegah (active safety) dan yang diinginkan yaitu tidak terjadi kecelakaan, namun itu sangat sulit. Strategi perbaikan aspek keselamatan lalu-lintas perkotaan dilakukan melalui1:

1. Membangun Masyarakat yang Sadar dan Menghargai Keselamatan di Jalan Melalui Pendidikan. Pendidikan merupakan fondasi, kerangka dasar, serta katalis bagi seluruh program agar secara berkelanjutan dapat membawa perubahan yang diinginkan baik pada level tingkah laku, keterampilan, maupun sikap di jalan.

2. Pengembangan Data dan Informasi Kecelakaan. Data dan informasi yang akurat dan dapat diandalkan merupakan modal dasar yang sangat penting bagi perencanaan dan evaluasi program keselamatan. Belgia dan Italia hingga kini masih melakukan reformasi untuk memperbaiki sistem pelaporan kecelakaan (collision report system) sehingga data yang berkualitas dan konsisten dapat diperoleh dan dimanfaatkan bersama secara maksimal.

3. Menciptakan Sistem Penjaminan Resiko Keselamatan yang Berkeadilan dan Sumber Pendanaan Keselamatan Lalu Lintas. Dikembangkannya sistem penjaminan resiko keselamatan yang “berkeadilan” merupakan salah satu strategi dalam keselamatan, “Keadilan” ini tercermin dari dua hal. Pertama, pengemudi sebelum turun ke jalan wajib mengasuransikan orang atau properti yang ditabraknya dan kelak menerima disinsentif dengan membayar premi asuransi yang kian mahal jika terbukti bersalah dalam lebih dari satu kejadian kecelakaan. Kedua, korban kecelakaan menerima santunan dengan besaran yang layak.

4. Meminimalisir Resiko Ancaman dari Defisiensi Keselamatan pada Lalu Lintas dan Lingkungan Jalan melalui Pendekatan Rekayasa Modern. Dilihat dari aspek rekayasa (engineering), keselamatan paling baik dan ekonomis diwujudkan dalam desain jalan sejak dari tahap perencanaannya Untuk keperluan pengawalan aspek keselamatan dari sejak tahap perencanaan jalan, negara-negara maju telah mengembangkan alat bantu desain yang memungkinkan perencana jalan mengintegrasikan keselamatan pada seluruh proses desain. Dalam jangka menengah, Indonesia semestinya segera mengadopsi metode perencanaan dan pemantauan manajemen rekayasa lalu lintas secara modern yang adaptif terhadap aspek keselamatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar