Kamis, 27 Januari 2011

Pengantar

Indonesia telah tertinggal dalam mengantisipasi perkembangan skema transportasi perkotaan selama beberapa dekade terakhir, yaitu ketika permintaan transportasi telah mengalami perubahan luar biasa sebagai akibat dari cepatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Hal ini telah menimbulkan kritikan pedas karena dengan meningkatnya jumlah penduduk, penumpang dan pengunjung memberikan dampak kerugian yang besar dari segi waktu, energi, kesehatan, ruang dan kenyamanan keseluruhan kota yang sebelumnya sangat indah.

Kerugian ekonomi yang dihasilkan dari semua faktor-faktor yang terkait di atas mencapai sekitar Rp 40 milyar / hari untuk Jakarta saja tanpa memasukkan penurunan kualitas hidup.
Keterlambatan atau kegagalan ini dapat juga digunakan sebagai kesempatan utama untuk membangun sistem dari awal, karena jika ada moda transportasi yang sudah ada dengan investasi yang cukup besar ini hanya akan membutuhkan suatu pengembangan yang jauh lebih terbatas.

Desain dan strategi untuk menuju ke arah visi yang lebih jelas dapat dilakukan dengan menyusun kebijakan untuk menempatkan kerangka politik, administrasi, organisasi, hukum dan keuangan dengan memanfaatkan teknologi terbaru.

Sebuah analisis mendalam berdasarkan pengalaman internasional merupakan strategi untuk tidak mengulangi hambatan dan kesalahan yang dibuat di tempat lain.
Kunci dari pendekatan baru yang tegas terhadap mobilitas perkotaan yang berkelanjutan ini terletak pada potensi yang tersedia saat ini untuk mengurangi biaya yang sangat besar dalam pengoperasian dan pembangunan jaringan transportasi terintegrasi umum bagi kota-kota di Indonesia. Ketika kebutuhan biaya dan anggaran operasional yang diambil di bawah ambang batas kebutuhan subsidi, pemerintah kota dan pemerintah nasional maupun investor swasta menjadi tertarik untuk melakukan investasi karena setara dengan usaha yang menguntungkan.

Hanya ada satu syarat penting yang melekat: sistem harus diinstal secara lengkap. Komitmen yang terbatas, pengoperasian komponen secara terpadu atau implementasi setengah jalan akan menyebabkan kegagalan dan akibatnya kehilangan dukungan lebih lanjut dari keduanya, para pengguna transportasi serta sisi bisnis.

Oleh karena itu sangat penting untuk memahami kebijakan mobilitas yang berkelanjutan untuk kota-kota Indonesia sebagai sistem integral, dimana setiap komponen memainkan peran penting dan harus menerima pengakuan penuh dan perhatian:

Namun demikian sistem penyederhanaan pengembangan perkotaan yang dimulai dari dasar ini telah ditunggu sejak lama. Kota-kota di Indonesia yang terdiri dari pengelompokan bangunan tidak tersambung dan kendaraan pribadi mengisi setiap sudut ruang publik agar dapat berubah menjadi kota-kota yang nyaman untuk ditinggali.

Kondisi ini membutuhkan sistem jaringan transportasi umum multi-modal yang beroperasi penuh ditambah fasilitas pendukung untuk kendaraan tidak bermotor (non-motorized) .
Semua orang dan semua warga negara Indonesia adalah pejalan kaki. Namun demikian sedikit sulit untuk menggunakan moda transportasi yang paling sehat (untuk tubuh dan dompet) ini.
Di samping itu, beberapa warga menggunakan sepeda, yang merupakan contoh lain sehat, tapi sekali lagi hampir tidak ada ruang yang mendukung untuk melakukannya.

Sebagian lainnya menggunakan sarana angkutan umum untuk perjalanan sehari-hari mereka, tetapi hanya bus yang tidak nyaman dan lambat yang tersedia, sehingga tidak memenuhi permintaan dalam kuantitas dan kualitas.

Akibatnya, warga banyak menginvestasikan hartanya dalam kendaraan pribadi yang memenuhi jalan-jalan, mencemari udara dan mengisi semua ruang publik yang tersisa, yang pada tempat pertama milik warga - para pejalan kaki.

Teks dalam kotak berikut ini sebagai poin penting:
* Jika jalan perkotaan akan menyenangkan - Maka semua orang akan senang untuk pergi jarak pendek
* Jika angkutan umum akan menarik, nyaman diakses, cepat dan bersih, aman dan terjangkau - maka semua orang akan naik angkutan umum
* Jika angkutan umum akan mencakup seluruh dalam kota - Maka tidak ada kendaraan bermotor pribadi yang dibutuhkan
* Jika tidak ada mobil pribadi maupun sepeda motor yang mengisi jalan-jalan - kemudian jalan perkotaan akan menjadi menyenangkan dan masih akan tersisa cukup ruang untuk dimanfaatkan bagi jaringan angkutan umum multi moda dengan intensitas tinggi.

Konsep "Grand Design" harus menekankan pada visi sangat jelas, karena hanya gambaran umum bersama tentang bagaimana kota-kota Indonesia harus diselenggarakan di masa mendatang dapat menciptakan landasan bagi saling pendekatan sukses bagi setiap orang untuk sampai ke sana.
Penelitian di Indonesia dan internasional serta inovasi yang mengembangkan terobosan sistem angkutan yang ekonomis, aman, cepat dan menarik berupa sistem angkutan umum, yang akan menjadi tulang punggung mobilitas perkotaan masa depan.

Tulisan ini bertujuan untuk memberikan perhatian terhadap perubahan besar-besaran yang terjadi di kota- kota di Indonesia.
Pembaca akan dihadapkan dengan sebuah visi yang mungkin tampak tidak mungkin ketika pertama dilihat. Dengan pendekatan keilmuan diharapkan dapat menjadi gambaran bersama tentang kehidupan perkotaan masa depan yang didasarkan pada mobilitas manusia.

Ruang publik adalah milik banyak orang. Moda angkutan pribadi - mobil dan sepeda motor - mengganggu hak-hak dasar warga negara untuk akses tak terbatas, penggunaan gratis ruang dan mobilitas dalam wilayah publik.

Hal ini membutuhkan kesabaran untuk menjalankan strategi yang dirancang untuk mengatasi kendala budaya, politik, teknis dan keuangan serta dpbutuhkan juga kesabaran sampai kota-kota Indonesia sepenuhnya siap beralih ke realitas yang dibayangkan tersebut.

Makalah kebijakan dimaksudkan untuk menjelaskan visi bersama, strategi pendekatan dan faktor-faktor pendukung serta langkah-langkah implementasinya dengan bahasa yang jelas dan sederhana. Makalah ini harus memberikan gambaran konsep umum membayangkan dan mempersiapkan langkah-langkah lebih lanjut dalam perencanaan politik, teknis, keuangan, operasional dan peraturan.
Makalah ini menyajikan secara singkat, dalam bahasa yang jelas mengenai titik kebijakan, visi dan strategi untuk gambaran ideal mobilitas perkotaan. Untuk lebih jelas mengenai saran yang diberikan, silakan lihat lampiran.

Mobilitas perkotaan yang ideal dalam makalah ini dapat direalisasikan dalam 25 tahun mendatang, dengan syarat:
• menjadi visi bersama secara menyeluruh dan obyektif dari mayoritas warga, pemangku kepentingan dan pembuat keputusan
• dapat dipahami sebagai suatu sistem dengan masing-masing komponen terpadu sebagai bagian bersyarat dari seluruh konsep
• akan sepenuhnya dilaksanakan dan tidak di bagian, pecahan atau komponen terisolasi tunggal

Ada waktu transisi selama langkah awal yang harus diambil untuk mengoptimalkan semua kemungkinan perbaikan situasi yang ada. Hal ini dilakukan karena dibutuhkan penyesuaian antara visi dengan rencana jangka panjang sehingga dapat menyelaraskan semua perbaikan yang dibutuhkan untuk pembangunan yang akan datang.

2 komentar: